
Segumon-Sanggau,
Petrus Kenedi: Tokoh Tuai Rampun
Tokoh Tuai Tampundari Kampung Segumon, Desa Lubuk Sabuk yang ikut aktif mendokumentasikan data lapangan untuk penulisan buku Tampun Juah Titik Balik Peradaban Dayak saat ditanya, pada Rabu (4/9/2019) mengatakan bahwa adat, tradisi dan budaya Dayak itu sangatlah kaya dan bermanfaat bagi kehidupan Dayak itu sendiri. Dia menambahkan bahwa adat, tradisi dan budaya Dayak perlu dipertahankan dan dilestarikan untuk generasi ke depannya.
"Jadi dengan diterbitkannya buku "Tampun Juah Titik Balik peradaban Dayak" ini diharapkan sangat membantu banyak anak-anak muda, termasuk juga orang tua yg belum tahu sama sekali sejarah lisannya, maka paling tidak, buku ini dapat membantu mengetahui sejarah kita sendiri. Oleh karena itu, terlepas masih ada kekurangan di sana sini, setidaknya kita tidak lagi hanya dengar kata orang atau dengar cerita orang. Kita sendiri sudah bisa menceritakan kepada sesama kita, kepada keluarga dan orang lain. Ini semua menandakan bahwa kita sudah mulai melangkah menuju masyarakat yang mandiri, berdaulat, bermartabat, dan berkesinambungan,"ucapnya penuh semangat.
Nanik Weni: Aktivis Lapangan, Koordinator CUG FPPK Tampun Juah
Aktivis lapangan, aktivis CUG FPPK Tampun Juah yang ikut aktif dalam proses pendokumentasian data lapangan untuk penulisan buku Tampun Juah Titik Balik Peradaban Dayak mengatakan bahwa dirinya senang sekali dan bangga karena bisa berkontribusi.
"Saya sangat senang dan bangga karena ikut berkontribusi langsung dalam mengumpulkan data untuk penulisan buku ini. Harapan saya adalah semoga buku ini nantinya dibaca banyak orang, teristimewa oleh kaum muda dari Komunitas Tampun Juah. Perjuangan untuk mendapatkan informasi dan data di lapangan cukup panjang dan perlu kesabaran dan kecermatan. Kadangkala lebih dari sekali wawancaranya, apalagi sumber informasinya juga beragam,"ujar Nanik saat ditanya pendapat dan kesannya seputar peran sertanya dalam proses penulisan buku ini, Kamis (5/9/2019).