Daftar Artikel

  1. Refleksi Gerakan Lingkungan Hidup Dulu & Kini

    Selengkapnya di: https://kalimantanreview.com/refleksi-gerakan-lingkungan-hidup-dahulu-dan-kini-pesan-dari-syukuran-walhi-kalbar/

  2. Tim Periset INSTITUT DAYAKOLOGI Lakukan Diseminasi Hasil Riset Kepemiluan di KPU Provinsi Kalimantan

    Pontianak—Selasa (12/11/2019) bertempat di aula rapat KPU Provinsi Kalbar, tim periset Institut Dayakologi hadir memaparkan hasil riset tentang persoalan data pemilih di hadapan puluhan tamu undangan.

  3. Dialog Kebudayaan Orang Muda – Institut Dayakologi

    Sejumlah 14 orang muda-mudi yang tergabung dalam organisasi “Pakomo’atn Pacinta Budaya Dayak Binua Samaya” (PPBDBS) Kabupaten Mempawah mengunjungi Kantor Institut Dayakologi untuk Dialog tentang Kebudayaan

  4. Sharing Pengalaman Tentang Pendampingan Radio Komunitas

    Sharing Pengalaman Tentang Pendampingan Radio Komunitas

  5. Mahasiwa Antropologi Univ. de Barcelona Berdiskusi Konsep Pembangunanisme Vs Keariarifan Lokal

    Mahasiswa sambangi ID untuk mengawali riset tentang pembangunan Vs Kearifan Lokal, PSDA dan Satwa Liar di Kalbar

  6. Ritual Adat Ngumpan Sandung Kenyalang: Merayakan Harmoni Relasi Manusia-sesama, Alam dan Sang Pencip

    Ritual Adat Ngumpan Sandung Kenyalang: Merayakan Harmoni Relasi Manusia-sesama, Alam dan Sang Pencipta

  7. Dialog RAPS di Gawai Serumpun Tampun Juah 2019

    Dialog RAPS di Gawai Serumpun Tampun Juah 2019; Kementerian LHK siap beri dukungan

  8. Apa Kata Mereka tentang Buku “Tampun Juah Titik Balik Peradaban Dayak”

    Apa Kata Mereka tentang Buku “Tampun Juah Titik Balik Peradaban Dayak”

  9. Tegakkan "Rumah Panjang" Kami

    Judul Buku: TAMPUN JUAH TITIK BALIK PERADABAN DAYAK Penulis: Krissusandi Gunui' dan Ansilla Twiseda Mecer Editor: R. Giring Pengantar: John Bamba, Prof. Neilson Ilan Mersat, Paolus Hadi Penerbit: Institut Dayakologi Tahun: Agustus 2019 Halaman: lii + 330 Peresensi: rgm.

  10. 170 Orang Dayak Iban Sarawak Mendirikan Pentik Di Tembawang Tampun Juah

    Pendirian sepasang pentik, yang terdiri dari pentik laki-laki sebagai visualisasi sosok Puyang Gana dan pentik perempuan sebagai visualisasi sosok Buih Nasi dimaksudkan untuk melambangkan (mengesahkan secara adat: Red) pengakuan diri Dayak Iban Sarawak sebagai rumpun Ibanik yang memiliki hubungan erat dalam asal muasalnya dengan kawasan Tembawai Bejuah (Tembawang Tampun Juah: Red),” jelas Datuk Sri Edmun Langgu Anak Saga saat diwawancara penulis pada dalam kesempatan setelah ritual adatnya dilaksanakan di lokasi tanah keramat Tembawang Tampun Juah tersebut.