11 Tahun AMA-JK Berkarya

Tanjung, 23-25 Oktober 2018

ID-CUGK dan AMA-JK menyelenggarakan Musyawarah kerja AMA-JK, 11 tahun AMA-JK berkarya. Rangkaiana kegiatan MusKer ini di mulai dengan pertemuan konsolidasi antara ID-CUGK dan AMA-JK. Dalam rapat konsolidasi ini dibahas tentang sinergitas antara CUGK-AMA-JK serta sinkronisasi program aksi AMA-JK dan CUGK.  Dalam pertemuan ini juga disepakati struktur organisasi AMA-JK yang terdiri dari dewan pakar, dewan pengurus dan pelaksana. Dewan pakar terdiri dari 3 yakni ketua GPPK, Direktur ID dan ketua Dewan Pengurus CUGK. Adapun dewan pengurus yang dulunya disebut dewan presidium terdiri dari 7 orang yang diketuai oleh Faustinus Lionkun. Sedangkan posisi koordinator Umum yang dulunya disebut Sekjend di tempati oleh Petrus Darmono.

Hari kedua rangkaian musker AMA-JK,  ID-CUGK-AMA-JK melaksanakan lokakarya penguatan wilayah adat dan usaha produktif berbasis kearifan lokal. Kegiatan ini merupakan rangkaian musyawarah kerja AMA-JK, 11  tahun AMA-JK berkarya demi perlindungan dan kedaulatan wilayah adat jalai sekayuq, kendawangan siakaran dan pesaguan.  Lokakarya dilaksanakan di Rumah Adat Kampung Tanjung, Desa Tanggerang.  Tema yang diambil adalah “ Damung Besiang Rajaq Bepangkas, Lawang Tihang Kampung Penungkat Balai Rajaq” . Ada beberapa tujuan yang ingin di capai dalam lokarya ini diantaranya adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat cara perlindungan, pengakuan dan penyelamatan Wilayah/Tanah/Hutan Adat serta pengelolaan usaha produktif berbasis kearifan lokal. Selain itu tujuan yang ingin dicapai adalah memperkuat solidaritas dan soliditas aktivis GemalaK dalam mewujudkan kedaulatan Masyarakat Adat Jalai-Kendawangan-Pesaguan melalui program aksi perubahan bersama dan sinergitas serta koordinasi yang komunikatif.

Narasumber dalam lokakarya tersebut adalah Drs. John Bamba (Ketua Pancur Kasih), Krissusandi Gunui’ (Direktur Eksekutif Institut Dayakologi), Faustinus Liongkun (Wakil Ketua DP CUGK) dan Petrus Darmono (SekJend AMA-JK).  Adapun materi yang disampaikan adalah Konsolidasi Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Adat Dayak Jalai dan Kendawangan Melalui Advokasi Wilayah Adat sebagai Sumber Penghidupan dan indentitas Masyarakat Adat, Perlindungan wilayah adat  dan penguatan eksistensi Lembaga dan identitas Masyarakat Adat, pengelolaan usaha produktif anggota dan kampung berdaya melalui CU Gerakan dan sharing dan peluang dan tantangan pengembangan usaha produktif berbasis kearifan lokal. 

Di hari ke tiga dilanjutkan dengan laporan perkembangan prorgram AMA-JK selama tiga tahun terkahir, dalam laporannya Petrus Darmono memaparkan capaian, tantangan serta hambatan selama menjalankan program. Dalam kesempatan ini Dewan Presidium AMA-JK juga menyampaikan laporan mereka terkait perkembangan program pendampingan yang difasilitasi oleh AMA-JK di 10 Kampung Berdaya. Puncak dari rangkaian acara ini adalah serah terima dan pengukuhan pengurus serta koordinator umum AMA-JK yang baru. Acara ditutup dengan ritual adat syukut begandang begerantung. RY-‘18