DIALOG KEBUDAYAAN PARA KETUA MASYARAKAT DAYAK IBAN SARAWAK - INSTITUT DAYAKOLOGI

Pontianak--Gelak tawa pecah memenuhi ruang tamu INSTITUT DAYAKOLOGI. Senin (29/7), pkl. 10.00 Wib dalam suasana penuh akrab Pengurus ID dan beberapa pimpinan lembaga anggota GPPK menjamu 34 pengunjung yang terdiri para Tuai Rumah, Pengulu dan Temenggong Dayak Iban dari Sri Aman, Sarawak - Malaysia. Rombongan lawatan kebudayaan tersebut dipimpin oleh Temenggung Samuel Lawin bersama isterinya.
Dialog sebagai sesama suku bangsa Dayak (dari Sarawak, dan dari Kalimantan Barat) berlangsung dalam Bahasa Iban, Melayu, yang dicampur Bahasa Inggris. 

Krissusandi Gunui', Direktur ID saat menyambut rombongan lawatan mengatakan bahwa dialog ini adalah permulaan. Kita mesti saling bertukar pemikiran tentang banyak hal dan solusi untuk masyarakat Dayak. "Kita harus optimis bahwa hubungan Dayak Sarawak-Kalimantan Barat akan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat kita ke depannya. Kami mengajak kita semua untuk hadir pada gawai tampun juah yang akan dihelat akhir Agustus ini, datanglah,  apalagi Tampun Juah merupakan rumah dan Menua asal orang Dayak dari kelompok Ibanik dan Bidayuhik, "ujar Gunui'.

Masalah yang Dihadapi Dayak 
 
Temenggong Samuel Lawin menyebut bahwa rombongan puas sekali mendengar paparan Direktur ID. Dia mengatakan masalah yang dihadapi orang Dayak sama saja, walaupun kita dipisahkan oleh 2 negara. Kami orang Dayak seringkali bersinggungan dengan urusan politik praktis karena elite politik menyeret kami. "Saya setuju bahwa politik itu sendiri baik, tapi kadangkala aktor politik lah yang membuat persoalan-persoalan politik menimpa masyarakat kecil. Saya harap suatu saat nanti ID dan lembaga mitranya bisa melawat ke Sarawak untuk berbagi cerita dengan masyarakat Dayak di sana,"katanya sembari mengucap terima kasih kepada keluarga besar INSTITUT DAYAKOLOGI.

H. Sutomo Mana, selaku pendamping lawatan itu mengatakan para ketua dari Sri Aman ini ingin mendengar dari dekat bagaimana sejarah dan kiprah ID dan Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih umumnya bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.

Teks: RGM

Foto: RY